Taman Nasional Manupeu Tanah Daru – Sumba, Ntt
Taman Nasional Manupeu Tanah Daru atau TNMTD merupakan perwakilan hutan ekspresi dominan semi-peluruh dataran rendah yang tersisa di Sumba. Sebagian besar hutan di taman nasional ini yakni tebing terjal yang timbul mulai dari permukaan laut hingga ketinggian 600 meter.
Kawasan ini memiliki kondisi yang masih asri dengan kekayaan bentang alam. Oleh alasannya itu, berbagai jenis satwa dan tanaman pun membentuk habitat di taman nasional ini. Terdapat pula berbagai spot yang dapat dijadikan sebagai destinasi rekreasi bagi para hadirin taman nasional.
Sejarah Taman Nasional Manupeu Tanah Daru
Statusnya selaku Taman Nasional Manupeu Tanah Daru pertama kali ditetapkan menurut Surat Keputusan Menhut Nomor SK.576/Kpts-II/98 dengan luas 87.984,09 hektar pada tahun 1998.
Kawasan
taman nasional ini yakni hasil dari penggabungan beberapa hutan, yaitu Hutan
Lindung Manupeu seluas 9.500 hektar, Hutan Lindung Tanadaru-Praimamongutidas
seluas 43.750 hektar, Hutan Produksi Terbatas Praingpalindi-Tanadaru seluas
10.534 hektar, dan Cagar Alam Langgaliru seluas 24.750 hektar.
Selanjutnya, pada tahun 2014 berdasarkan Surat Keputusan No. 3911/Menhut-VII/KUH/2014 menyatakan bahwa area taman nasional ini dengan luas sekitar 50 ribu hektar ialah hutan ekspresi dominan semi-peluruh dataran rendah.
Kondisi Alam Taman Nasional Manupeu Tanah Daru
1. Letak dan Topografi
Letak tempat Taman Nasional Manupeu Tanah Daru secara geografis berada di antara 9°35’ – 9°53’ Lintang Selatan dan 119°29 – 199°53 Bujur Timur. Sedangkan secara administratif membentang di antara tiga daerah, adalah Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur.
Batas-batas daerah dari kawasan ini pada bagian utara dengan Kecamatan Umbu Ratunggay Barat dan Desa Maradesa di Kabupaten Sumba Tengah, sebelah selatan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat dengan Kecamatan Wanokaka dan Desa Katikuloku di Kabupaten Sumba barat, dan sebelah timur Kecamatan Lewa di Kabupaten Sumba Timur.
2. Geologi dan Tanah
Berdasarkan keadaan geologi dan geomorfologi, beberapa wilayah di daerah ini tersusun dari batuan gamping dan sebagian juga memiliki peluang membentuk karst sehabis melalui proses panjang selama jutaan tahun.
Keberadaan beberapa goa di kawasan ini berfungsi sebagai laboraturium alam yang mempunyai peran penting untuk mengendalikan kesimbangan alam, kepentingan ilmiah, sumber daya air, dan juga wisata selaku lokasi konservasi dan pemberdayaan penduduk .
3. Tipe Vegetasi
Beberapa tipe vegetasi di taman nasional ini adalah Hutan Hujan Semi Awet Hijau dan Hutan Musim Perbukitan. Ada pula Hutan Primer dan Hutan Sekunder yang ialah padang alang-alang dan semak, padang rumput, serta bekas lahan pertanian masyarakat.
Flora & Fauna Taman Nasional Manupeu Tanah Daru
Karena kondisinya yang masih alami, Taman Nasional Manupeu Tanah Daru menjadi habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan fauna. Meski kurang terawat dengan baik, kawasan ini tetap kaya akan banyak sekali keanekaragaan hayati dan aneka macam jenis satwa.
1. Flora
Diketahui bahwa ada sekitar 118 jenis tumbuhan bernilai tinggi yang tumbuh di kawasan taman nasional ini. Beberapa di antaranya yaitu cemara gunung (Casuarina sp.), kesambi (Schleichera oleosa), kemiri (Aleurites moluccana), pulai (Alstonia scholaris), asam (Tamarindus indica), jambu hutan (Syzygium sp.), dan lantana (Lantana camara).
Ada
pula suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), injuwatu (Pleiogynium
timoriense), kaduru bara (Palaquium obtusifolium), ulukataka (Agalia
odoratissima), manera (Aglaia eusideroxylon), marra (Trameles
nudiflora), delo metung (Palaquium sp.), dan nggoka bara (Chinocheton
sp.)
Beberapa jenis rumput yang hendak ditemui di kawasan ini yaitu alang-alang (Imperata cylindrica) dan lantana. Pada lokasi Praimahala juga terdapat habitat bunga bangkai (Amorphopallus sp.) yang berkembang dengan umbi dan mempunyai era berkembang meraih 3 hingga 5 tahun.
2. Fauna
Tercatat
ada sekitar 87 jenis aves atau burung di taman nasional ini dan 7 diantaranya
ialah jenis endemik pulau Sumba. Ketujuh spesies tersebut adalah punai Sumba (Treron
teysmannii), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang sungu Sumba
(Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi).
Dua diantaranya burung endemik tersebut ialah kakatua cempaka (Cacatua sulphurea-citrinocristata) dan julang Sumba (Rhyticeros everetti) yaitu spesies yang paling langka dan terancam punah, terutama di Pulau Sumba.
Jenis kupu-kupu yang hidup di taman nasional ini ada 57 spesies dengan tujuh yang termasuk jenis endemik Pulau Sumba, adalah Sumalia chilo, Junonia adulatrix, Papilio neumoegenii, Ideopsis oberthurii, Athyma karita, Delias fasciata, dan Elimnia amoena.
Kegiatan dan Destinasi Wisata
Berbagai
kegiatan dapat dijalankan di Taman Nasional Manupeu Tanah Daru. Mulai dari
menikmati daya tarik keanekaragaman tumbuhan dan fauna, sampai melaksanakan rekreasi budaya.
dengan kondisi alam yang begitu menjanjikan, ada banyak lokasi yang dapat
dijadikan sebagai destinasi rekreasi di kawasan ini.
1. Liang Bakul
Pengunjung taman nasional yang menggemari rekreasi alam wajib mengunjungi Liang Bakul. Lokasi ini ialah salah satu goa yang terletak di Desa Umbulangang. Jalan masuk goa terbentuk dari reruntuhan atap goa sendiri. Sementara itu, lorong kering yang berfungsi sebagai koridor menuju lorong utama masih dialiri sungai bawah tanah parennial.
Uniknya, kemajuan lorong serta ornamen goa masih sungguh aktif pada gua ini. Terdapat pernak-pernik flowstone dan stalaktit yang mampu dijumpai. Lalu di ujung lorong diakhiri dengan inlet sump membentuk terjunan pada pernak-pernik flowstone. Selain itu, ada pula teladas pada ornamen flowstone.
2. Goa Kanabuwulang
Goa Kanabuwulang terletak di Desa Kambatawundut. Goa ini berupa cekungan besar, kemudian pada dinding karstnya terdapat mulut goa. Sementara itu, pesona alam di sekeliling goa begitu indah dan mempesona. Jika dilihat dari tengah cekungan, pemandangan disekitarnya akan tampak kian menawan.
Ketika musim penghujan, air akan mengalir keluar dari ekspresi goa yang berada pada ketinggian 30 meter. Hal tersebut menjadi pesona tersendiri bagi para pengunjung yang singgah di lokasi rekreasi ini. Melakukan fotografi di sekeliling goa ini juga hal yang semestinya tidak terlewatkan.
3. Air Terjun Laipopu
Daya tarik dari Air Terjun Laipopu ialah lintasan air yang bertingkat-tingkat sehingga butiran dan percikan airnya menebar ke berbagai arah. Debit gerojokan ini juga selalu dalam keadaan stabil di sepanjang trend, sehingga lumut dan flora di sekitarnya senantiasa hijau. Pengunjung mampu menikmati riam dengan berfoto atau mandi di sekeliling air terjun.
Medan
yang ditempuh menuju riam ini cukup menantang dengan menyeberangi
jembatan gantung bambu, menyusuri lintasan lembap, dan melalui tegakan yang
tersusun dari pohon-pohon berkayu. Waktu tempuh yang diharapkan sekitar 45
menit dari pemukiman masyarakatdengan beberapa trek berlainan.
4. Air Terjun Matayangu
Air
Terjun Matayangu mempunyai tinggi mencapai 100 meter dengan susunan bebatuan di
bawahnya membentuk beberapa kolam kecil yang dapat dijadikan kawasan mandi.
Pengunjung juga dapat berendam atau duduk-duduk di atas bebatuan sambil
menikmati udara segar dan gemericik penderasan.
Akses menuju riam ini mesti melewati padang sabana dan hutan primer dengan waktu kurang lebih satu setengah jam. Sepanjang perjalanan pengunjung dapat mengamati sarang dari berbagai jenis burung seperti nuri bayan dan kakatua jambul jinggga.
Ada mitos yang beredar bahwa air terjun yang akrab dengan Desa Manurara ini dan merupakan tempat orang Marapu beribadah ialah lokasi bersemayamnya arwah leluhur orang Marapu. Itulah kenapa penderasan ini sangat dikeramatkan dan dikisahkan bahwa di dalam goa kecil di balik teladas terdapat makam lama yang menyimpan benda bersejarah.
5. Pantai di Konda Maloba
Destinasi rekreasi lain dari taman nasional ini ialah pantai yang berada di Konda Maloba, tepatnya di Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah. Pesona dari pantai ini yaitu ombak lautnya yang begitu tenang dengan air yang jernih. Di bawah lautnya hidup aneka macam jenis ikan mirip kerapu merah dan kerapu putih.
Pada
bab luar pantai terdapat hutan mangrove yang menjadi habitat perkembang
biakan udang, kepiting, dan burung-burung laut. Tidak cuma itu saja, pantai
dengan kontur landai dan memiliki garis pantai yang panjang ini juga menyimpan
kisah misteri.
Diceritakan bahwa terdapat sebuah batu kubur pada pulau kecil yang berada kurang lebih 2 mil dari pantai. Kubur tersebut dikenal selaku ‘Kubur Appu Ladu’ atau nenek matahari. Meskipun begitu, belum banyak orang yang mengetahui ceritas mistis tersebut.
Akses menuju pantai ini yakni dengan mengikuti jalur jalan Taman Mas, kemudian lokasi pemukiman masyarakat budpekerti yang cukup terpencil, kemudian melalui Pantai Wanokaka yang berada di Kabupaten Sumba Barat.
Wisata Budaya
Selain
menikmati keindahan alam, kegiatan lain yang mampu dijalankan di taman nasional
ini yaitu melaksanakan wisata budaya. Salah satu kawasan yang menampilkan atraksi
budaya adalah Kota Waikabubak. Kota ini mempunyai makam kuno berukir yang
menjadi simbol, status, dan kesehatan penduduk .
Ada juga pasola, berupa ritual yang menegangkan, alasannya beberapa orang menaiki kuda yang sudah dihias warna-warni, kemudian saling menyerang untuk merobohkan satu dengan yang yang lain dengan memakai tombak kayu. Ritual ini dikerjakan di Lamboya dan Kodi, sedangkan bulan Maret di Gaura dan Wanukaka.
Pengelola Taman Nasional
Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru ialah pengurus taman nasional ini. Kantornya berada di Jalan Adhyaksa Km 3, Waikabubak, Sumba Barat NTT. Telp.: (62) 387 22286, Fax: (62) 387 22163, Email : manupeu.tanahdaru@gmail.com
Bagi yang ingin berkunjung dan memiliki kepentingan lain, dapat menelepon balai tersebut atau kantor perwakilan selaku berikut:
- Kantor Perwakilan I
Kantor SPTN Wilayah I Waibakul
Jalan Waikabubak Waingapu, Desa Waihibur, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Sumba Tengah - Kantor Perwakilan II
Kantor SPTN Wilayah II Lewa
Jalan Pakauning, Kelurahan Lewapaku, Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur
Akses ke TN Manupeu Tanah Daru
Untuk menuju kawasan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru, kita mampu melakukan perjalanan lewat Kupang – Waingapu dengan penerbangan selama 1 jam. Kemudian dari Waingapu lewat Lewa, Waikabuba menggunakan jalur darat dengan mobil menuju taman nasional.
0 Response to "Taman Nasional Manupeu Tanah Daru – Sumba, Ntt"
Post a Comment