Taman Nasional Laiwangi Wanggameti – Sumba, Ntt


Taman Nasional Laiwangi Wanggameti juga sering disingkat dengan TNLW yaitu taman nasional yang berlokasi di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kawasan seluas 47.010 ha ini ialah salah satu perwakilan dari aneka macam tipe hutan di Sumba, termasuk hutan elfin yang berada pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.





Dengan kondisi tersebut, TN Laiwangi Wanggameti mempunyai kekayaan alam, tanaman dan fauna yang sungguh berlimpah. Selain itu, terdapat komposisi unik dari tempat ini, yaitu 60% yakni stepa dan 40% yaitu hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan dataran tinggi. Hal ini pula yang menjadi daya tarik turis untuk berkunjung ke taman nasional ini.






Sejarah Taman Nasional Laiwangi Wanggameti





Kawasan yang terdiri atas hamparan bukit, lembah, dan wilayah bergelombang ini sebelumnya ialah golongan hutan yang dikenal sebagai Kelompok Hutan Laiwangi Wanggameti. Ketika abad pemerintahan Belanda, diterbitkan Surat Keputusan Swapraja pada tanggal 20 Juli 1930 wacana status kawasan sebagai kelompok hutan dilindungi.





Setelah itu, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Sumba Timur No. 9/Pemb.1/3 pada tanggal 30 Januari 1965 ihwal status hutan dilindungi menjelma hutan tutupan yang mempunyai fungsi Hydrologisch Reserve.





Pada
tahun 1983 berdasarkan TGHK yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Menhut No.
89/Kpts-II/1983 tgl 2 Desember 1983 sudah ditetapkan 1.667.962 ha hutan sebagai
hutan tetap di Provinsi Nusa Tenggara Timur.





Kemudian pada tahun Anggaran 1984/1985 dilaksakan aktivitas Pengukuhan Kelompok Hutan Laiwangi Wanggameti (RTK 50) oleh Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Kupang yang bekerja sama dengan Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Wilayah VIII Denpasar dengan hasil panjang batas luar 125,2 km dan luas definitif 42.567,50 ha.





Sementara itu, Berita Acara Tata Batas golongan hutan Laiwangi Wanggameti (RTK 50) baik di tingkat kabupaten, provinsi dan sentra sudah mampu diatasi dan disahkan oleh Menteri Kehutanan pada tanggal 21 Januari 1986. Berdasarkan Surat Keputusan Menhutbun No. 576/Kpts-II/1998 bahwa Menhutbun menunjuk Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.





Taman nasional tersebut semuanya berasal dari RTK 50 seluas 47.014 ha, hanya saja di dalam Surat Keputusan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti ini tidak menyebutkan adanya “enclave”, padahal faktanya ada dua desa di dalam kawasan tersebut, adalah Ramuk dan Katikuai.





Kondisi Alam Taman Nasional Laiwangi Wanggameti









1. Letak dan Topografi





Secara geografis Taman Nasional Laiwangi Wanggameti / Laiwangi Wanggameti National Park terletak di antara 120°00’ – 120°22’ Lintang Selatan dan 9°58’ – 10°11’ Bujur Timur. Sedangkan secara administratif tempat ini mencakup tiga kecamatan, adalah Kecamatan Paberiwai, Kecamatan Tabundung, dan Kecamatan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.





Kondisi
topografi taman nasional ini umumnya berbukit dengan lereng-lereng yang curam. Adapun
topografi yang agak datar hingga bergelombang terdapat di bagian tenggara dan
selatan, sedangkan di bab barat dan timur topografinya dari berbukit sampai
bergunung dengan lereng yang agak curam hingga sungguh curam.





2. Iklim dan Hidrologi





Curah hujan di taman nasional ini rata-rata sebesar 1.900 mm per tahun dengan suhu berada pada kisaran 26° sampai 31° Celcius. Kondisi iklimnya yakni berair dengan kelembaban sekitar 71%.





Sementara itu, di area TNLW terdapat tujuh Daerah Aliran Sungai atau DAS. Ketujuh DAS tersebut yaitu DAS Watumbaka seluas 23.000 ha, DAS Nggongi seluas 26.000 ha, DAS Tidas seluas 33.000 ha, Kadahang seluas 40.000 ha, DAS DAS Melolo seluas 45.000 ha, DAS Kaliongga seluas 55.000 ha, dan DAS Kambaniru seluas 111.000 ha.





3. Sistem Zonasi





Pengelolaan taman nasional yang dijalankan oleh Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti menerapkan metode zonasi dengan 6 zona, yaitu zona inti, zona khusus, zona rimba, zona pemanfaatan, zona religi, dan zona tradisional.





Flora & Fauna Taman Nasional Laiwangi Wanggameti





Sebagai daerah konservasi alam, Taman Nasional Laiwangi Wanggameti menjadi surga untuk aneka macam jenis flora dan fauna membentuk habitat. Berbagai spesies flora dan satwa mampu dijumpai di taman nasional ini dengan banyak sekali keunikannya masing-masing. Mulai dari spesies endemik, liar, langka, sampai yang dilindungi hidup di kawasan ini.





1. Flora





Beberapa jenis flora yang mampu dijumpai di kawasan taman nasional ini adalah kayu elok (Cinnamomum zeylanicum), kenari (Canarium oleosum), taduk (Sterculia foetida), hangkang (Palaquium obovatum), suren (Toona sureni), honggi (Myristica littoralis), jambu hutan (Syzygium sp.), dan beringin (Ficus sp.).





Pada area Hutan Wanggameti jenis flora yang mendominasi yaitu cemara hutan (Podocarpus imbricatus ), kayarak atau tangongo (Quercus piriformis), wihi kalauki (Calophyllum soulattri), pohon nyatoh (Palaqium obovatum), laru (Myristica teijsmanni), murungiha (Helicia excelsa), malairou (Polyosma sp.), dan kadhuru bara (Palaquium obtusifolium).





pohon cendana




Sedangkan tumbuhan unggul lokal yang hidup di Pulau Sumba yakni pohon cendana (Santalum album), ayela (Artocarpus glaucus), kesambi (Schleihesa oleosa), inju kerikil (Spondias pinata), manera (Aglaia eusideroxylon), sawo kecik (Manilkara kauki), dan nyatoh (Palaquium obovatum).





Ada pula lobung atau salam (Eugenis sp), pulai (Alstonis scholaris), halai (Alstonis spectabilis), langaha, ulu kataka, kanawa, mbakuhau, kaduru, dan ai marra. Selain spesies kayu tersebut, terdapat pula tanaman jenis non kayu seperti anggrek, bunga bangkai, jenis-jenis palem, dan rotan.





Di antara spesies tumbuh berkayu ada beberapa yang merupakan jenis kayu khas. Misalnya kayu ai marra yang biasanya dijadikan sarang oleh burung kakatua dan kayu ai lobung yang menjadi material pembangun rumah oleh masyarakat Sumba.





2. Fauna





Diketahui bahwa taman nasional ini menjadi rumah untuk berbagai jenis satwa. Kelompok satwa yang sukses didapatkan yakni dari 22 jenis mamalia, 29 jenis reptil, 7 jenis amfibi, dan 176 jenis burung dengan 9 diantaranya ialah jenis endemik.





Beberapa jenis satwa liar yang membentuk habitat di taman nasional ini antara lain babi hutan (Sus sp.), kera ekor panjang (Macaca fascicularis-fascicularis), ayam hutan (Gallus gallus), ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan biawak (Varanus salvator).









Adapun
spesies burung yang memiliki populasi utama di daerah ini antara lain burung
walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), kakatua cempaka (Cacatua
sulphurea-citrinocristata
), dan kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea).





Ada juga spesies lain, seperti burung madu Sumba (Nectarinia buettikoferi), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii), sikatan Sumba (Ficedula harterti), gemak Sumba (Turnix everetti), dan nuri (Lorius domicella).





Jenis kupu-kupu yang tercatat yakni sebanyak 115 spesies dan tiga diantaranya yaitu jenis endemik di Nusa Tenggara. Beberapa spesies tersebut yakni kupu-kupu halipron (Troides haliphron naias), Ideopsis oberthurii, Sumalia chilo, Elimnias amoena, dan Athyma karita.





Kegiatan dan Destinasi Wisata





Keunikan dari Taman Nasional Laiwangi Wanggameti yaitu komposisi daerahnya yang didominasi oleh stepa. Oleh karena itu, ada banyak sekali spot yang dapat dikunjugi di daerah ini, alasannya adalah fungsinya yang tidak hanya selaku daerah konservasi alam saja.





stepa




1. Mengamati Peninggalan Megalitikum





Pengunjung dapat menjumpai berbagai kuburan kuno di sekitar taman nasional ini. Kuburan antik tersebut juga mempunyai keunikan, adalah ukirannya yang memakai beberapa motif unik. Beberapa diantaranya adalah motif kuda, kerbau, pria, dan wanita.





Sebenarnya kuburan kuno ini ialah simbol dan status sosial dari keluarga yang ditinggalkan. Tidak hanya itu saja, kuburan tersebut juga menjadi sisa peninggalan budaya kurun lalu. Selain kuburan kuno ada juga rumah tradisional Sumba serta upacara pemakaman tradisional Marapu yang dapat dikunjungi di sini.





2. Desa Praing Kareha





Pengunjung taman nasional yang memiliki ketertarikan terhadap burung dapat mencoba untuk bertandang ke Desa Praing Kareha. Pasalnya, di desa ini terdapat aneka macam spesies burung yang mampu diamati seperti burung enggang Sumba dan kakatua jambul untu yang membentuk sarang di dahan pepohonan.





3. Air Terjun Laputi dan Danau Laputi





Air Terjun Laputi berlokasi di Desa Praingkareha, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur. Daya tarik dari gerojokan ini adalah kondisinya yang masing sangat asri dan alami, alasannya adalah belum terjamah oleh tangan manusia.





air terjun laputi




Meskipun begitu, medan untuk mencapai air terjun ini juga cukup susah, sehingga hadirin mesti mempunyai fisik yang prima. Tetapi semua rasa lelah dan lelah selama perjalanan akan terganti oleh pesona yang dimiliki jeram ini.





Selain itu, pesona lain dari Air Terjun Laputi yaitu mitos yang berkembang ihwal danau yang berada di puncak air terjun, ialah Danau Laputi.





Berdasarkan legenda dan hukum adab setempat, dikenali bahwa danau tersebut memiliki belut sakti. Oleh karena itu, pengunjung tidak boleh untuk memancing, apalagi sampai mengkonsumsi belut dari danau tersebut, sebab dikabarkan mampu menjadikan maut.





Pengelola Taman Nasional





Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti yakni pengelola taman nasional ini. Kantornya terletak di Jln. Adam Malik KM. 5 Kelurahan Kambajawa, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Telp / Fax (+62) 387 61940, Email : laiwangi5@gmail.com





Jika membutuhkan info mencakup perijinan memasuki kawasan taman nasional serta aktivitas yang lain, kita mampu menelepon balai besar tersebut.





Akses Menuju TNLW





Bagi yang ingin mendatangi taman nasional ini, kita mampu dapat memakai penerbangan dari Kupang ke Waingapu. Kemudian diteruskan memakai jalur darat dari Waingapu, Watumbaka, Maujawa, Melolo hingga Kanagar dengan kendaraan beroda empat selamat 2 jam, dan selanjutnya tibalah di tempat Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.





Waktu berkunjung terbaik yang dianjurkan adalah pada bulan Maret hingga Juni serta Oktober sampai Desember.


0 Response to "Taman Nasional Laiwangi Wanggameti – Sumba, Ntt"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel